Jumat, 30 Juni 2017

Administrasi Siswa

BAB I
PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG.
Administrasi pendidikan adalah semua usaha yang dilakukan untuk mendayagunakan secara tepat dan berhasil sumber-sumber material, personal dan spiritual, yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
Pengertian administrasi pendidikan secara luas dapat diartikan semua hal yang terkait dengan pengelolaan atau manajemen dari pendidikan itu sendiri. Sedangkan pengertian administrasi pendidikan secara sempit adalah pekerjaan tulis menulis, seperti pendaftaran peserta didik/siswa baru, mengisi buku induk, mengisi buku rapor, membuat laporan keuangan, dan sebagainya.
Sesuai dengan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2013 BAB 2 Pasal 3, tujuan dari pendidikan adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Titik pusat administrasi sekolah hendaknya selalu paling dekat dengan maksud pokok mendirikan sekolah-sekolah. Ini berarti pendidikan anak-anak dan remaja. Maka tindakan mangajar dan setiap aspek dari fungsi-fungsi mengorganisasi, mengadministrasi, dan mensupervisi pengajaran hendaknya langsung menyumbang kepada tujuan bahwa anak didik pada setiap tahap dari setiap tahap mereka mempunyai perhatian penuh. Ini menunjukan kepada perlunya sekolah membangun suatu program pelayanan yang memadai bagi semua peserta didik.

B.     RUMUSAN MASALAH.
1.      Bagaimana pengertian dari administrasi kesiswaan?
2.      Bagaimana ruang lingkup dari administrasi kesiswaan?
3.      Bagaimana contoh-contoh instrumen dalam administrasi kesiswaan?

C.     TUJUAN.
1.      Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari administrasi kesiswaan?
2.      Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup dari administrasi pendidikan.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui contoh-contoh instrumen dalam administrasi pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN


A.     PENGERTIAN.
Aministrasi secara sempit berasal dari kata Administratie (bahasa Belanda) yaitu meliputi kegiatan catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketki-mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Sedangkan secara luas bermakna serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan peserta didik atau siswa adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan di lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah, yakni sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas, objek yang di didik di sebut siswa.di lembaga pendidikan tingkat tinggi yakni universitas , Akademi,,institut, objek didik disebut maha siswa.[1]
Jadi dapat ditarik pengertian bahwa Administrasi siswa merupakan bagian dari kegiataan administrasi yang dilaksanakan di sekolah, berupa usaha kerjasama yang dilakukan oleh para pendidik agar terlaksananya proses belajar mengajar yang relevan, efektif, efisien, guna tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Cakupan administrasi kesiswaan meliputi pengelolaan penerimaan siswa baru, pengelolaan bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan kelas, pengelolaan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan pengelolaan data tentang siswa dan sebagainya.
Secara garis besar A. Gaffer MS mengelompokkan administrasi kesiswaan tersebut kepada tiga bidang:
1        Pupil Inventory
Pupil Inventory adalah berupa daftar yang mengambarkan data siswa yang akan memasuki suatu lembaga pendidikan atau sekolah. Dengan adanya Pupil Inventory ini maka akan dapat diketahui gambaran tentang keadaan-keadaan murid/siswa yang akan memasuki sekolah tersebut, dan begitu juga akan dapat dilihat pertumbuhan jumlah penduduk  terutama mengenai anak-anak usia sekolah. Semua data itu harus ada pada administrator pendidikan dan administrator sekolah yang dapat digunakan untuk menyusun rencana jangka pancang, menengah, pendek.


2        Pupil Accounting
Pupil Accounting merupakan penyusunan keterangan-keterangan tentang tingkah laku siswa/murid selama bersekolah. Keterangan-keterangan tersebut meliputi masalah-masalah siswa yang tidak masuk belajar ke sekolah, siswa-siswa yang meninggalkan pelajaran di sekolah, siswa yang sering terlambat dan sebagainya. Dengan demikian masalah Pupil Accounting lebih banyak berhubungan dengan absensi siswa.

3        Pupil Personel Service
Pupil Personel Service merupakan semua layanan dan seluruh usaha-usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk kemajuan siswa/murid. Layanan dan usaha yang dimaksud adalah berupa bimbingan dan konseling terhadap siswa/murid  yang membutuhkannya. Fungsi dari bimbingan kesiswaan ini salah satunya ialah memberikan penyuluhan kepada para siswa sehingga para siswa dapat mengetahui bagaimana langkah-langkah belajar dan pengaplikasian pelajaran  yang tepat  dalam kehidupannya.[2]

B.     RUANG LINGKUP ADMINISTASI KESISWAAN.

Cakupan administrasi kesiswaan akan meliputi pengelolaan penerimaan siswa baru, pengelolaan bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan kelas, pengelolaan organisasi intra sekolah (OSIS) dan pengelolaan data siswa. Jenis-jenis kegiatan administrasi siswa dapat didaftarkan melalui gambaran bahwa lembaga pendidikan diumumkan sebagai sebuah transformasi (proses) dan keluaran (Out-put). Dengan demikian penyajian penjelasan administrasi kesiswaan dapat diurutkan menurut aspek-aspek tersebut. Dengan melihat pada proses memasuki sekolah sampai siswa meninggalkan sekolah terdapat lima kelompok pengadministrasian yaitu:

1        Penerimaan siswa baru
Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah. Pross penerimaan siswa baru yang dilakukan menjelang tahun ajaran baru, artinya proses ini harus sudah selesai menjelang tahun ajaran baru dimulai. Maka dari itu kepala sekolah harus bergegas untuk membentuk panitia penerimaan siswa baru, karena yang menjadi panitia penerimaan siswa baru bersifat tidak tetap, maka boleh dibantu atau dilaksanakan oleh guru-guru.
Langkah-langkah penerimaan siswa baru:


a.       Pembentukan panitia penerimaan calon siswa
Panitia ini dibentuk oleh sekolah (kepala sekolah) yang bertugas untuk tahun yang bersangkutan. Panitia ini bertugas untuk membuat publikasi tentang penerimaan siswa, menyiapkan formulir pendaftaran, menerima pendaftaran, menyelenggarakan testing dan penyampaian hasil tes. Untuk itu panitia harus menyusun program kerja antara lain mengenai mengenai bentuk kegiatan, jadwal waktu kegiatan, pembagian kerja antara anggota panitia yang melaksanakan pekerjaan, jumlah calon yang akan diterima, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, serta rencana pembiayaan dan kegiatan-kegiatan lain yang berkenaan dengan penerimaan siswa baru tersebut
b.      Penetapan daya tampung
Penetapan daya tampung dimaksudkan untuk mengetahui jumlah siswa yang  akan diterima sesuai dengan kemampuan sekolah. Penetapan daya tampung ini dilakukan dengan jalan menghitung jumlah ruangan/kelas, meja, kursi yang tersedia, disamping siswa yang tinggal kelas.
Sebelum sekolah menerima siswa baru terlebih dahulu harus ditetapkan daya tampung sekolah yang bersangkutan. Hal ini dapat diketahui dengan menghitung berapa banyak  lokal yang tersedia untuk dapat menampung calon  siswa  baru dan berapa jumlah daya tampung masing-masing lokal tersebut, dan setelah itu dikurangi jumlah siswa yang tidak naik kelas. Dengan cara demikian akan dapat diketahui berapa daya tampung dari sekolah dimaksud.
c.       Penetapan persyaratan calon
Persyaratan calon siswa yang akan diterima pada suatu sekolah tergantung pada jenis dan tingkatan sekolah yang bersangkutan. Pada umumnya ada beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan antara lain :
1)      Persyaratan yang bersifat administrasif
Persyaratan yang bersifat administratif ini antara lain[3] :
a)      STTB
b)      Surat keterangan kelahiran
c)      Surat keterangan kesehatan
d)      Surat keterangan berkelakuan baik
e)      Mengisi formulilr pendaftaran
f)       Pas photo
g)      Biaya pendaftaran
h)      Dan lain-lain yang dirasa perlu
Meskipun demikian dalam kenyataannya tidak semua sekolah menetapkan persyaratan yang sama tergantung pada keadaan dan tingkatan sekolah bersangkutan[4].
2)      Persyaratan yang bersifat akademik
Persyaratan yang bersifat akademik berkenaan dengan mutu yang harus dimiliki oleh calon siswa. Untuk melihat mutu ini dapat diketahui dengan beberapa cara antara lain memilih calon yang memiliki prestasi yang baik ketika masih duduk di bangku sekolah sebelumnya. Dapat pula dilakukan dengan melalui tes di mana dari tes tersebut akan dapat diketahui calon yang mempunyai prestasi baik dan menggembirakan (tinggi).
d.      Seleksi calon
Untuk menetapkan calon yang akan diterima dapat dilakukan dengan jalan melaksanakan seleksi terhadap calon-calon yang bersangkutan. Seleksi tersebut dapat berupa seleksi persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh calon. Semua bahan yang ada kaitannya dengan persyaratan administratif harus diperiksa. Bagi calon yang tidak dapat memenuhi persyaratan administratif maka calon tersebut dinyatakan gugur atau tidak dapat diterima. Sesudah seleksi persyaratan administratif selesai dilakukan maka seleksi selanjutnya berkenaan dengan persyaratan yang bersifat akademik. Seleksi ini biasanya dilakukan dengan banyak cara antara lain melalui tes dan melalui non tes[5].
Cara non tes dapat dilakukan hanya dengan melihat prestasi belajar calon sebelumnya dengan melihat STTB atau nilai lapor terakhir yang mereka peroleh pada sekolah asal mereka.
Sedangkan melalui tes dapat dilakukan dengan menggunakan tes yang telah dipersikapkan terlebih dahulu, atau dengan kata lain calon harus mengikuti ujian saringan. Mereka yang diterima adalah mereka yang mendapat nilai yang melewati batas lulus sesuai dengan yang telah ditetapkan dan juga sesuai dengan daya tampung sekolah yang bersangkutan.
e.       Penguguman hasil tes
Penguguman dapat melalui media massa seperti surat kabar dan sebagainya, tetapi dapat juga hanya menggunakan papan penguguman di sekolah atau dengan mengirimkan hasil seleksi tersebut kepada calon siswa yang bersangkutan. Adapun maksud atau tujuan penguguman ini ialah agar diketahuinya siswa yang dapat diterima di sekolah tersebut maupun yang tidak.

2        Mengatur Kegiatan Orientasi Siswa Baru
·         Perkenalan   
·         Penjelasan tata tertib sekolah
·         Penjelasan tentang fasilitas sekolah


3        Pengelolaan Kelas
Proses pendidikan akan berjalan dengan baik apabila interaksi antara guru dengan murid berada dalam suasana yang mendukung, dimana siswa/murid dalam kondisi yang kondusif. Pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan memotivasi siswa agar selalu berperan aktif dalam pendidikan di sekolah, dalam kegiatan ini guru harus dapat memotivasi dan mengendalikan kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran.[6]
Pada umumnya sekolah harus dapat mengendalikan kehadiran siswa tersebut, menerapkan atau menggunakan sistem absensi pada setiap siswa. Pengabsenan itu biasanya dilakukan setiap hari belajar, yaitu pada waktu jam pelajaran dimulai, dan sewaktu pelajaran diakhiri.
Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan kehadiran siswa tersebut antara lain:
a.       Papan absensi harian murid/siswa perkelas
Papan absensi harian murid/siswa perkelas diletakkan pada masing-masing kelas dan diisi oleh guru kelas (wali kelas) atau badan pengurusan kelas. Hal ini dimaksudkan agar murid-murid dan guru-guru akan dapat mengetahui siapa murid-murid yang tidak hadir pada hari yang dimaksud.
b.      Buku absensi harian murid
Buku ini dimiliki oleh semua guru, yang digunakan untuk mengabsensi kehadiran murid setiap hari. Data yang ada pada absensi harian akan digunakan oleh guru untuk bahan pertimbangan laporan kemajuan belajar murid/siswa.
c.       Rekapitulasi absensi murid
Data absensi murid ini sangat diperlukan oleh kepala sekolah dan Ka Kandep Diknas setempat untuk tujuan peningkatan pembinaan pendidikan. Disamping kegiatan-kegiatan di atas juga perlu dilakukan kegiatan pencatatan murid di kelas. Pencatatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar murid di kelas, grafik prestasi belajar, dan daftar kegiatan murid.

4        Pembinaan Disiplin Murid/Siswa   
Disiplin merupakan aspek yang penting di dalam pembinaan siswa/murid, karena dengan disiplin tersebut murid/siswa menyadari bahwa dalam hidup bermasyarakat perlu adanya disiplin, dan tanpa disiplin akan menimbulkan kekacauan. Disiplin adalah suatu keadaan di mana sikap, pemampilan dan tingkah laku murid harus sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah/kelas di mana mereka berada.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam membina disiplin tersebut antara lain
ü  Adanya aturan yang jelas
ü  Adanya kekonsistenan dalam menjalankan disiplin
ü  Adanya hukuman dan ganjaran bagi yang melanggar disiplin tersebut
Disamping itu murid/siswa juga harus mengetahui dan memahami tata tertib yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Suatu hal yang harus diciptakan ialah bagaimana supaya murid merasa tidak terpaksa mentaati aturan atau tata tertib  tersebut.[7]

5        Pengelolaan Osis (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
OSIS merupakan organisasi siswa yang resmi diakui keberadaannnya di setiap sekolah. Melalui OSIS ini diharapkan siswa akan dapat mengatur dan melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler secara teratur dan secara baik di bawah pengawasan sekolah.

Ada dua aspek yang berkaitan dengan OSIS ini yaitu aspek organisasi dan aspek kegiatan. Dalam aspek organisasi perlu diarahkan mengenai:
ü  Fungsi dan kewenangan serta jenis-jenis kegiatan yang ditangani oleh masing-masing tingkat
ü  Cara penyusunan pengurusan
ü  Cara menyusun rencana kerja OSIS
ü  Cara melaksanakan kegiatan OSIS sebagai kegiatan organisasi

Selanjutnya berkenaan dengan aspek kegiatan maka OSIS tersebut hendaklah diarahkan pada kegiatan dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah yang meliputi :
ü  Pengembangan pengetahuan dan kemampuan nalar peserta didik
ü  Pengembangan keterampilan serta minat peserta didik
ü  Pengembangan sikap terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, maupun sikap terhadap Tuhan.

OSIS sebagai tempat penyaluran bakat dan minat anak perlu mendapat perhatian yang cukup dari pihak guru. Untuk mengatur kegiatan tersebut perlu diperhatikan :
ü  Sistem kerja organisasi
ü  Sistem komunikasi
ü  Materi kegiatan


6        Pengelolaan Data Siswa
Setiap sekolah hendaklah menata data siswa secara rapi, tertib, dan teratur, sehingga sewaktu-waktu data tersebut diperlukan akan mudah ditemukan. Ada tiga macam data siswa yang penting dikelola oleh sekolah, yakni : 
·         Data tentang identitas yang meliputi nama siswa, nomor induk siswa, pas photo siswa, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, agama, anak keberapa, alamat, asal sekolah, tanggal diterima di kelas, nama orang tua, pendidikan, pekerjaan, tanggal keluar, alasan keluar di kelas, tanggal kelulusan, No.STTB, melanjutkan ke, pindah ke, pada kelas, dan tanggal.
·         Data tentang  hasil belajar, yang meliputi nama siswa, kelas dan tahun, program dan pendidikan yang ditempuh, nama bidang studi, nilai yang diperoleh setiap semester dan tahun, frekuensi kehadiran, sakit, izin, dan lain-lain, keterangan naik kelas atau tidak, dan keterangan lulus atau tidak lulus.
·         Data tentang presensi siswa meliputi bulan, kelas, jumlah hadir, nomor urut, nama siswa, catatan hadir tiap hari. Disamping itu juga dibuat rekapitulasi dari data presensi sehari-hari untuk setiap kelas, yang memuat jumlah siswa yang terdaftar, jumlah siswa yang masuk, jumlah siswa yang tidak masuk karena sakit, izin, dan alasan lain untuk setiap kelas. Data rekapitulasi ini biasanya ditempelkan di dinding kelas yang bersangkutan, sehingga setiap guru masuk yang mengajar dikelas tersebut mengetahui keadaan kehadiran siswa.

7        Promosi dan Mutasi.
Promosi dan Mutasi merupakan salah satu fase dalam pembinaan murid/siswa. Promosi merupakan perpindahan murid/siswa dari satu kelas ke kelas yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan tertentu. Promosi ini dilaksanakan berpedoman kepada norma-norma kenaikan kelas yang ditetapkan bersama, antar guru-guru dengan kepala sekolah. Keputusan kenaikan kelas ini hendaklah diambil dari landasan yang mewakili sosok murid secara utuh, baik ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. (Ibid, hlm 199)

Ada beberapa prinsip promosi yang harus diperhatikan oleh setiap guru yaitu :
·         Promosi dilaksanakan atas dasar pertimbangan berbagai hal tentang murid secara pribadi.
·         Promosi harus mempertimbangkan aspek kognitif, psikomotori, dan afektif yang dicapai oleh murid
·         Promosi harus mempertimbangkan laju perkembangan prestasi yang dicapai oleh murid.
·         Promosi mempertimbangkan mata pelajaran yang akan dipelajari murid/siswa di kelas yang lebih tinggi.   

Disamping yang dimaksud dengan mutasi adalah perpindahan murid dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena alasan-alasan tertentu. Mutasi ini merupakan hak bagi setiap murid/siswa, oleh sebab itu pihak sekolah harus memberikan kesempatan kepada murid/siswa untuk menggunakan haknya. Adapun prosedur-prosedur mutasi tersebut adalah sebagai berikut:
·         Orang tua atau wali murid harus mengajukan surat permohonan pindah sekolah anaknya kepada kepala sekolah asal, dengan menggunakan format yang telah disediakan.
·         Selanjutnya setelah kepala sekolah asal mempelajari dan menyetujui perpindahan tersebut, maka kepala sekolah mengeluarkan surat pindah.
·         Setelah anak tersebut diterima di sekolah yang dituju, isian (nama sekolah, status sekolah, alamat, desa/kelurahan, kecamatan, kab/kodya, provinsi, diterima tanggal, di tingkat/kelas) dikirim ke sekolah asal.

Surat keterangan yang dikeluarkan oleh surat asal sangat penting sekali dilakukan karena secara hukum telah terlepas tanggung jawab sekolah kepada siswa yang bersangkutan, dan kalau terjadi hal-hal negatif dari siswa tersebut maka sekolah lama terhindar dari tuntutan hukum.
Berdasarkan uraian tentang kegiatan-kegiatan administrasi kesiswaan di atas pemakalah berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan agar teraturnya proses belajar mengajar di sekolah tersebut sehingga mudah untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara umum, maupun tujuan dari sekolah tersebut secara khusus.

C.     Instrumen Administrasi Kesiswaan

Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya administrasi kesiswaan maka perlu ditunjang oleh berbagai instrumen atau alat kelengkapan yang diperlukan. Instrumen yang dimaksud antara lain breupa buku-buku, format-format yang digunakan untuk merekam semua data dan informasi yang berkenaan dengan siswa. Adapun instrumen-instrumen yang dimaksud antara lain : 

1        Buku Induk
Buku induk merupakan buku pokok, karena didalamnya memuat semua informasi yang dianggap lengkap mengenai keadaan siswa. Informasi tersebut dapat meliputi identitas pribadi siswa sampai pada informasi mengenai nilai-nilai hasil belajar yang diperoleh siswa selama belajar di sekolah yang bersangkutan. Buku induk ini sangat penting dimiliki oleh setiap sekolah karena melalui buku induk ini akan dapat diketahui berapa jumlah siswa yang terdaftar, identitas siswa secara lengkap. 

2        Buku Klaper
Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk memuat data murid yang penting-penting. Pengisiannnya dapat diambil dari buku induk tetapi tidak selengkap buku induk itu. Daftar nilai juga tercatat. Kegunaan utama buku klaper adalah untuk memudahkan mencari data murid, apalagi belum diketahui nomor induknya. Hal ini mudah ditemukan dalam buku klaper karena nama murid  disusun menurut abjad.[8]

3        Buku /Daftar Keadaan Siswa
Buku ini menggambarkan keadaan jumlah keseluruhan siswa di sekolah. Biasanya gambaran keadaan siswa di suatu sekolah akan terus teridentifikasi setiap bulannya.

4        Daftar Hadir Siswa
Daftar hadir siswa ini dibuat untuk mengendalikan keaktifan siswa mengikuti kegiatan di sekolah.

5        File Penyimpan Berkas Siswa
Berkas-berkas yang sifatnya terlepas-lepas perlu diarsipkan dengan baik oleh sekolah, misalnya foto copy STTB, akte kelahiran, surat keterangan pindah dan sebagainya. Semua berkas itu sebaiknya dibundelkan menurut kelompok masing-masing, sehingga berkas itu akan mudah ditemukan bila diperlukan.













BAB III
PENUTUP


A.     KESIMPULAN
1.      Kegiatan Administrasi Kesiswaan Meliputi :
·         Mengatur kegiatan penerimaan siswa baru
·         Mengatur kegiatan orientasi siswa baru
·         Pengelolaan kelas
·         Pembinaan disiplin murid/siswa   
·         Mengatur pemberian bimbingan dan penyuluhan
·         Pengelolaan OSIS (organisasi siswa intra sekolah)
·         Pengelolaan data siswa
·         Promosi dan mutasi   

2.      Instrumen administrasi kesiswaan terdiri dari :
·         Buku induk
·         Buku klaper
·         Buku /dafatar keadaan siswa
·         Daftar hadir siswa
·         File penyimpan berkas siswa

B.     SARAN
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa administrasi kesiswaan merupakan suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa. Ia merupakan bagian dari tugas dari kepala sekolah yang secara garis besar memberikan layanan bagi siswa. Karenanya diharapkan kepala sekolah untuk lebih baik karena hal ini menjadi sangat urgen sebab keberhasilannya akan menentukan baik buruknya generasi yang akan memegang tongkat estafet perjuangan bangsa di masa yang akan datang.




[1] Ary H, Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (PT Rineka Cipta: JAKARTA 1996) hlm 1
[2] Asnawir, Administrasi Pendidikan, (Padang : IAIN IB Press, 2005), hlm 167
[3] Subroto, Suryo, Administrasi pendidikan sekolah, (yogyakarta:Bina Aksara, 1988), hlm 38
[4] Asnawir, Administrasi Pendidikan, (Padang : IAIN IB Press, 2005) hlm. 172
[5] Lbid, hlm 173
[6] Ibid, hlm 177
[7] Ibid, hlm 186
[8] Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004)  hlm. 80-81