BAB
I
PENDAHULUAN
-
Latar Belakang
Filsafat
sebagai pandangan hidup erat kaitannya dengan nilai tentang sesuatu
yang dianggap benar. Jika falsafat itu dijadikan pandangan hidup oleh
suatu masyarakat atau bangsa, maka mereka berusaha untuk mewujudkan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan yang nyata. Disini falsafat
sebagai pandangan hidup difungsikan sebagai tolak ukur bagi
nilai-nilai tentang kebenaran yang harus dicapai.
Banyak
orang termenung pada suatu waktu. Kadang-kadang karena ada kejadian
yang membingungkan dan kadang-kadang hanya karena ingin tahu, dan
berfikir sungguh-sungguh tentang soal-soal yang pokok. Apakah
kehidupan itu, dan mengapa aku berada disini? Apakah kedudukan
kehidupan dalam alam yang besar ini ? Mengapa ada sesuatu? Apakah
alam itu bersahabat atau bermusuhan ? apakah yang terjadi itu telah
terjadi secara kebetulan ? atau karena mekanisme, atau karena ada
rencana, ataukah ada maksud dan fikiran didalam benda.
Semua
soal tadi adalah falsafi, usaha untuk mendapatkan jawaban atau
pemecahan terhadapnya telah menimbulkan teori-teori dan sistem
pemikiran seperti idealisme, realisme, pragmatisme. Oleh karena itu
filsafat dimulai oleh rasa heran, bertanya dan memikir tentang
asumsi-asumsi kita yang fundamental (mendasar), maka kita perlukan
untuk meneliti bagaimana filsafat itu menjawabnya.
-
Rumusan Masalah
-
Apa Pengertian Filsafat Pendidikan Islam ?
-
Bagaimana Perspektif Filsafat Pendidikan Islam tentang :
-
Hakikat
-
Prinsip-prinsip
-
Dasar
-
Tujuan
-
Tujuan
Agar
kita sebagai mahasiswa sekaligus calon guru mampu memahami dan
mengerti arti dari Filsafat
Pendidikan
Islam serta diharapkan bisa menjelaskan tentang hakikat, prinsip,
dasar dan tujuan filsafat pendidikan Islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
-
Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat
menurut asal katanya adalah “cinta akan kebenaran”, yang diambil
dari kosa kata bahasa Yunani philos (cinta) dan Sophia (kebenaran
(Hasan Shadily, 1980). Yang dimaksud dengan “kebenaran” adalah
kebenaran yang didasarkan atas penilaian menurut nalar manusia.
Karena itu kebenaran menurut Plato dan Aristoteles adalah apabila
“pernyataan yang dianggap benar itu bersifat koheren atau konsisten
dengan pernyataan sebelumnya.” (JJuun, 1990).
Kata
“filsafat” berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Yunani. Dalam
bahasa Inggris, yaitu philosophy, sedangkan bahasa Yunani philein
atau philos artinya cinta dan sofien, Sophi
atau Sophia artinya kebiaksanaan. Kata kebijaksanaan dalam bahasa
Arab diistilahkan dengan al-hikmah. Oleh karena itu, filsafat adalah
al-hikmah.
Ilmu
yang tersebar luas disosialisasikan melalui pendidikan. Pendidikan
adalah usaha yang bersifat mendidik, membimbing, membina,
mempengaruhi dan mengarahkan setiap anak didik yang dapat dilakukan
secara formal maupun informal. Lembaga pendidikan sekolah, keluarga,
masyarakat serta lingkungan sekitar dapat menjadi media pendidikan
atau penyebaran ilmu pengetahuan.
Apabila
dibicarakan soal ilmu pendidikan Islam, karena Islam sebagai agama
Allah yang tertulis dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan As-Sunnah, ilmu
pendidikan Islam adalah kumpulan pengetahuan yang bersumber dari
Al-Qur’an dan As-Sunnah yang dijadikan landasan pendidikan. Secara
aplikatif, pendidikan Islam artinya menstransfermasikan nilai-nilai
Islam terhadap anak didik dan lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga, dan masyarakat.
Filsafat
pendidikan Islam mengkaji hakikat dan seluk beluk pendidikan yang
bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, merumuskan berbagai
pendekatan proses pembelajaran, merumuskan strategi pembelajaran,
kurikulum dan sistem evaluasi pendidikan dengan landasan yang digali
dari ajaran Islam, serta mengkaji maksud dan tujuan pendidikan Islam
yang khusus maupun yang umum.
-
Perspektif Filsafat Pendidikan Islam tentang :
-
Hakikat
Hakikat
(Haqiqat) adalah kata benda yang berarti kebenaran atau yang
benar-benar ada. Kata ini berasal dari kata po¬kok hak (al-Haq),
yang berarti milik (ke¬punyaan) atau benar (kebenaran). Dalam kamus
bahasa Indonesia Hakikat adalah kenyataan yg sebenarnya
(sesungguhnya).
-
Hakikat Manusia
Penjelasan
yang terbaik tentang hakikat manusia ialah penjelasan dari pencipta
manusia itu. Penjelasan oleh rasio manusia mempunyai kelemahan karena
akal itu terbatas kemampuannya. Bukti terbaik tentang keterbatasan
akal ialah akal itu tidak mengetahui apa akal itu sebenarnya. Bukti
dijelaskan hakikat manusia menurut Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah
kitab yang secara ilmiah terbukti memuat firman Allah dan masih asli.
Dalam Al-Qur’an, manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Jadi,
manusia berasal dan datang dari Allah SWT. Al-Qur’an menyatakan
bahwa manusia itu mempunyai unsur jasmani (material). Sebagaimana
yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an.
Artinya
:
“Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S
Al-A’raf : 31)
Allah
SWT mengatakan bahwa makan dan minum bagi manusia adalah suatu
keharusan. Ini suatu indikasi bahwa manusia itu memiliki unsur
jasmani.
Kesimpulannya
ialah unsur jasmani merupakan salah satu esensi (hakikat) manusia.
Akal adalah salah satu aspek penting dalam hakikat manusia. Akal
adalah alat untuk berpikir. Jadi, salah satu hakikat manusia ialah ia
ingin, ia mampu, dan ia berpikir.
-
Hakikat Pendidikan Islam
Pendidikan
di lembaga erat kaitanya dengan kewajiban menuntut ilmu. seperti di
ketahui menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib. Ilmu dapat membawa
kita menjadi manusia yang lebih bermakna dan dengan ilmu juga kita
bisa mencapai kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan diakhirat,
dengan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits.
Hakikatnya
pendidikan itu merupakan :
-
Proses yang pasti, karena bersumber dari sifat Allah yang mendidik yang menciptakan manusia secara fitrah selalu menginginkan kemajuan secara terus menerus.
-
proses yang tetap, karena bersumber dari Allah dan berproses sesuai dengan sunnatullah dan tidak bergeser sedikitpun.
-
Proses yang objektif, kerena pendidikan berlaku untuk segenap manusia tidak bergantung kepada apa dan bagaimana status sosialnya di muka bumi ini.
-
Memelihara ketauhidan umat manusia terhadap Allah SWT, yang merupakan inti dari hidup dan kehidupan umat manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dari
seluruh uraian di atas tentang pendidikan maka hakekat pendidikan
Islam sebenarnya adalah semua yang ada pada diri manusia tidak
terlepas dari pendidikan khususnya pendidikan Islam yang menjadi
landasan yang mendasar dan menjadi acuan bagi manusia untuk memulai
pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
-
Hakekat Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Dikutip
dari Abudin Nata, pengertian pendidik adalah orang yang mendidik.
Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang
melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus pendidikan
dalam perspektif pendidikan islam adalah orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita
melihat secara fungsional kata pendidik dapat diartikan sebagai
pemberi atau penyalur pengetahuan, keterampilan.
Secara
umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk
mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif
pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh
potensi peserta didik baik potensi efektif, kognitif, maupun
psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Beberapa ahli
pendidikan yang memberikan arti pendidik adalah :
-
Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang mempertanggung jawabkan sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik.
-
Sutari Imam Barnadib mengemukakan bahwa pendidik adalah orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan peserta didik.
-
Hakikat Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Membicarakan
peserta didik, sesungguhnya membicarakan tentang hakekat manusia yang
memerlukan bimbingan. Ia juga merupakan salah satu unsur pendidikan
yang mutlak harus wujud di samping pendidik. Undang-undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menjelaskan
bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
Dalam
perspektif pendidikan Islam, anak didik yang baru taraf pengenalan
adalah anak didik yang masih dalam keadaan fitrah, belum ada setitik
dosa dalam kehidupannya. Hal itu menjjadi tanggung jawab para
pendidik dalam memberikan warna bagi anak didiknya. Dengan demikian,
didiklah anak didik yang masih fitrah dengan nilai-nilai agama yang
benar, sebagaimana seorang bayi yang di adzani ketika ia baru
dilahirkan.
Peserta
didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan yaitu:
-
Pendekatan Sosial
Peserta
didik adalah anggota masyarakat yang sedang dipersiapkan untuk
menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.
-
Pendekatan Psikologi
Peserta
didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang .
-
Pendekatan edukatif
Pendekatan
ini menjadikan peserta didik sebagai unsur penting, dan peserta didik
memiliki hak-hak sebagai berikut yaitu mendapat perlakuan sesuai
dengan bakat minat dan kemampuannya, mengikuti program pendidikan,
mendapat bantuan fasilitas belajar, pindah kesuatu pendidikan yang
sejajar dianggap lebih tinggi, memperoleh hasil pendidikan,
menyelesaikan program lebih cepat, mendapatkan pelayanan yang khusus
terutama bagi yang cacat.
-
Prinsip-prinsip
Prinsip
berarti asas (kebenaran yang jadi pokok dasar orang berpikir,
bertindak dan sebagainya). Pandangan Islam yang bersifat filosofi
terhadap alam jagat, manusia, masyarakat, pengetahuan, dan akhlak,
secara jelas tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam. Dalam
pembelajaran, pendidik merupakan fasilitator. Ia harus mampu
memberdayagunakan beraneka ragam sumber belajar. Dalam memimpin
proses pembelajaran, pendidik perlu perlu memperhatikan
prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam dan senantiasa mempedomaninya,
bahkan sejauh mungkin merealisasikannya bersama-sama dengan peserta
didik. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
-
Prinsip pendidikan Islam merupakan implikasi dari karakteristik (ciri-ciri manusia.
Ajaran
Islam mengemukakan empat macam ciri-ciri manusia yang membedakannya
dengan makhluk lainnya yaitu : fitrah, kesatuan roh dan jasad, dan
kebebasan berkehendak.
-
Agama yang diturunkan melalui Rasul-Nya adalah agama fitrah. Firmah Allah SAW : “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah SWT), (Tetaplah atas) fitrah Allah telah menciptakan manusia menurut itu” (QS. 30:30).
-
Manusia tersusun dari dua unsur yaitu : Roh dan jasad. Dengan roh yang ditiupkan ke dalam diri manusia, maka manusia hidup dan berkembang. Roh mempunyai dua daya yaitu daya fikir yang di sebut aql dan daya rasa yang disebut qalb.
-
Manusia memiliki karakter kebebasan kemauan (huriyah al-iradah). Kebebasan sebagai karakteristik manusia meliputi beragai dimensi seperti kebebasan dalam beragama, berbuat, mengeluarkan pendapat, memiliki, berpikir, berekspresi dan sebagainya.
-
Prinsip pendidikan Islam adalah pendidikan integral
Suatu
prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa dunia ini merupakan
jembatan menuju kampung akhirat. Karena itu, mempersiapkan diri
secara utuh merupakan hal yang tidak dapat di elakkan agar masa
kehidupan dunia ini benar-benar bermanfaat untuk bekal yang akan
dibawa ke akhirat. Persiapan-persiapan merupakan kegiatan yang layak
di dunia. Perilaku yang terdidik dan nikmat tuhan apapun yang didapat
didalam kehidupan harus diabdikan untuk mencapai kelayakan-kelayakan
itu, terutama dengan mematuhi ketetapan Tuhan. Disinilah letak
pentingnya kedewasaan diri secara utuh sehingga dapat
mengendalikannya supaya setiap perilaku sesuai dengan keinginan Tuhan
untuk kesejahteraan hidupnya sendiri, sesama manusia, dan
lingkungannya.
Artinya
:
“Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS : Al-Qashash :77).
-
Prinsip pendidikan Islam adalah pendidikan seimbang
Prinsip
keseimbangan merupakan keharusan dalam pengembangan dan pembinaan
manusia sehingga tidak adanya kepincangan dan kesenjangan antara
material, spiritual, maupun unsure jasmani, dan rohani. Didalam
Al-Quran Allah menyebutkan iman dan amal secara bersamaan. Iman
adalah unsure yang menyangkut dengan hal spiritual, sedangkan amal
adalah yang menyangkut dengan material, yaitu jasmani. Hal ini
diperjelas dalam firman Allah swt.
Artinya
:
“Maka
barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, maka
tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami
menuliskan amalannya itu untuknya.” (QS: Al-Anbiyaa’ 94).
-
Dasar
Dasar
diartikan sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar
ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai. Pendidikan
Islam sebagai salah satu aspek dari ajaran Islam, dasarnya adalah
Alquran dan Hadis Nabi Muhammad saw. Banyak ayat yang berkenaan
dengan pendidikan. prinsip-prinsip dasar materi pendidikan Islam yang
terdiri atas masalah iman, ibadah, sosial, dan ilmu pengetahuan.
Ajaran
yang termuat dalam wahyu merupakan dasar dari pemikiran filsafat
pendidikan Islam. Hal ini menunjukan filsafat pendidikan Islam yang
berisi teori umum mengenai pendidikan Islam, dibina atas dasar konsep
ajaran Islam yang termuat dalam Al-Qur’an dan Hadits. Pemikiran
filsafat pendidikan Islam beranjak dari konsep ciptaan Tuhan. Manusia
dan alam adalah ciptaan Allah. Sebagai pencipta, maka Allah pula yang
mengatur kehidupan dialam ciptaan-Nya (al-Syaibany, 1980).
Sebagai
bantahan pendapat yang meragukan terhadap adanya aspek pendidikan
dalam Alquran. Abdul Rahman Saleh Abdullah mengemukakan bahwa kata
Tarbiyah yang berasal dari kata “Rabb” (mendidik dan memelihara)
banyak terdapat dalam Alquran; demikian pula kata “Ilm” yang
demikian banyak dalam Alquran menunjukkan bahwa dalam Alquran tidak
mengabaikan konsep-konsep yang menunjukkan kepada pendidikan
(Departemen P & K, 1990:291).
Hadis,
juga banyak memberikan dasar-dasar bagi pendidikan Islam. Hadis
sebagai pernyataan, pengalaman, takrir dan hal ihwal Nabi Muhammad
saw., merupakan sumber ajaran Islam yang kedua sesudah Alquran.
Di
samping Alquran dan hadis sebagai sumber atau dasar pendidikan Islam,
tentu saja masih memberikan penafsiran dan penjabaran lebih lanjut
terhadap Alquran dan hadis, berupa ijma’, qiyas, ijtihad, istihsan
dan sebagainya yang sering pula dianggap sebagai dasar pendidikan
Islam (Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama: 21). Akan tetapi,
kita konsekuen bahwa dasar adalah tempat berpijak yang paling
mendasar, maka dasar pendidikan Islam hanyalah Alquran dan hadis Nabi
Muhammad saw.
-
Tujuan
Tujuan
adalah suatu yang diharapakan tercapai setelah sesuatu kegiatan
selesai atau tujuan adalah cita, yakni suasana ideal itu nampak yang
ingin diwujudkan. Dalam tujuan pendidikan, suasana ideal itu tampak
pada tujuan akhir (ultimate aims of education).
Adapun
tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik
setelah mengalamai proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu
dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam
sekitarnya dimana individu hidup, selain sebagai arah atau petunjuk
dalam pelaksanaan pendidikan, juga berfungsi sebagai pengontrol
maupun mengevaluasi keberhasilan proses pendidikan.
-
Sebagai pendidikan yang nota benenya Islam, maka tentunya dalam merumuskan tujuan harus selaras dengan syari’at Islam. Adapun rumusan tujuan pendidikan Islam yang disampaikan beberapa tokoh adalah; Ahmad D Marimba; tujuan pendidikan Islam adalah; identik dengan tujuan hidup orang muslim. Tujuan hidup manusia munurut Islam adalah untuk menjadi hamba Allah. Hal ini mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya.
-
Dr. Ali Ashraf; ‘tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang menyerahkan diri secara mutlak kepada Allah pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umunya” .
-
Muhammad Athiyah al-Abrasy. “the fist and highest goal of Islamic is moral refinment and spiritual, training” (tujuan pertama dan tertinggi dari pendidikan Islam adalah kehalusan budi pekerti dan pendidikan jiwa)”
-
Syahminan Zaini; “Tujuan Pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang berjasmani kuat dan sehat dan trampil, berotak cerdas dan berilmua banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan berpendirian teguh”. Dari berbagai pendapat tentang tujuan pendidikan Islam diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta moral yang tinggi, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Adapun
tujuan pendidikan Islam yang sejalan dengan tujuan misi Islam itu
sendiri, yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai
tingkah akhlak al-karimah (al-Syaibany, 1979). Dan tujuan tersebut
sama dan sebangun dengan target yang terkadang dalam tugas kenabian
yang diemban Rasulullah SAW, yang terungkap dalam pernyataan beliau:
“sesungguhnya aku di utus adalah untuk membimbing manusia mencapai
akhlak yang mulia.” (al-hadits). Faktor kemuliaan akhlak dalam
pendidikan Islam di nilai sebagai faktor kunci dalam menentukan
keberhasilan pendidikan, yang menurut pandangan Islam berfungsi
menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera
didunia dan kehidupan akhirat.
BAB
III
PENUTUP
-
Kesimpulan
Filsafat
pendidikan Islam merupakan suatu kajian secara filosof mengenai
masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang di dasarkan pada
al-Qur’an dan Hadits.
-
Perspektif filsafat pendidikan Islam tentang :
-
Hakikat
Hakikat
(Haqiqat) adalah kata benda yang berarti kebenaran atau yang
benar-benar ada. Kata ini berasal dari kata pokok hak (al-Haq), yang
berarti milik (kepunyaan) atau benar (kebenaran).
-
Hakikat Manusia
-
Hakikat Pendidik
-
Hakikat Peserta Didik
-
Prinsip
Prinsip
berarti asas (kebenaran yang jadi pokok dasar orang berpikir,
bertindak dan sebagainya). Pandangan Islam yang bersifat filosofi
terhadap alam jagat, manusia, masyarakat, pengetahuan, dan akhlak,
secara jelas tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam.
-
Dasar dan Tujuan
Pada
hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam. Keduanya
berasal dari sumber yang sama yaitu al-Qur’an dan hadits. Adapun
tujuan pendidikan Islam yang sejalan dengan tujuan misi Islam itu
sendiri, yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak.
-
Saran
Kami
mengharapkan para pembaca bisa mengambil pelajaran dari makalah kami
ini, dan member kritikan dari setiap kesalahan yang ada karena kami
manusia biasa yang dhaif, dan jika ada benarnya itu semata-mata dari
Allah swt.
DAFTAR
PUSTAKA
Basri
Hasar, (2009), Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia. Ramayulis, (2009), Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Said Usman & Jalaluddin, (1999), Filsafat Pendidikan Islam konsep dan perkembangan, Jakarta: PT Raja Grafindo.
Tafsir Ahmad, (2010), Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
DOWNLOAD FORMAT DOC NYA dimare