Kamis, 16 Januari 2020

Filsafat Pendidikan Islam


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Filsafat sebagai pandangan hidup erat kaitannya dengan nilai tentang sesuatu yang dianggap benar. Jika falsafat itu dijadikan pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau bangsa, maka mereka berusaha untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan yang nyata. Disini falsafat sebagai pandangan hidup difungsikan sebagai tolak ukur bagi nilai-nilai tentang kebenaran yang harus dicapai.
Banyak orang termenung pada suatu waktu. Kadang-kadang karena ada kejadian yang membingungkan dan kadang-kadang hanya karena ingin tahu, dan berfikir sungguh-sungguh tentang soal-soal yang pokok. Apakah kehidupan itu, dan mengapa aku berada disini? Apakah kedudukan kehidupan dalam alam yang besar ini ? Mengapa ada sesuatu? Apakah alam itu bersahabat atau bermusuhan ? apakah yang terjadi itu telah terjadi secara kebetulan ? atau karena mekanisme, atau karena ada rencana, ataukah ada maksud dan fikiran didalam benda.
Semua soal tadi adalah falsafi, usaha untuk mendapatkan jawaban atau pemecahan terhadapnya telah menimbulkan teori-teori dan sistem pemikiran seperti idealisme, realisme, pragmatisme. Oleh karena itu filsafat dimulai oleh rasa heran, bertanya dan memikir tentang asumsi-asumsi kita yang fundamental (mendasar), maka kita perlukan untuk meneliti bagaimana filsafat itu menjawabnya.







  1. Rumusan Masalah
  1. Apa Pengertian Filsafat Pendidikan Islam ?
  2. Bagaimana Perspektif Filsafat Pendidikan Islam tentang :
  1. Hakikat
  2. Prinsip-prinsip
  3. Dasar
  4. Tujuan

  1. Tujuan
Agar kita sebagai mahasiswa sekaligus calon guru mampu memahami dan mengerti arti dari Filsafat Pendidikan Islam serta diharapkan bisa menjelaskan tentang hakikat, prinsip, dasar dan tujuan filsafat pendidikan Islam.
























BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat menurut asal katanya adalah “cinta akan kebenaran”, yang diambil dari kosa kata bahasa Yunani philos (cinta) dan Sophia (kebenaran (Hasan Shadily, 1980). Yang dimaksud dengan “kebenaran” adalah kebenaran yang didasarkan atas penilaian menurut nalar manusia. Karena itu kebenaran menurut Plato dan Aristoteles adalah apabila “pernyataan yang dianggap benar itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya.” (JJuun, 1990).
Kata “filsafat” berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, sedangkan bahasa Yunani philein atau philos artinya cinta dan sofien, Sophi atau Sophia artinya kebiaksanaan. Kata kebijaksanaan dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-hikmah. Oleh karena itu, filsafat adalah al-hikmah.
Ilmu yang tersebar luas disosialisasikan melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha yang bersifat mendidik, membimbing, membina, mempengaruhi dan mengarahkan setiap anak didik yang dapat dilakukan secara formal maupun informal. Lembaga pendidikan sekolah, keluarga, masyarakat serta lingkungan sekitar dapat menjadi media pendidikan atau penyebaran ilmu pengetahuan.
Apabila dibicarakan soal ilmu pendidikan Islam, karena Islam sebagai agama Allah yang tertulis dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan As-Sunnah, ilmu pendidikan Islam adalah kumpulan pengetahuan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang dijadikan landasan pendidikan. Secara aplikatif, pendidikan Islam artinya menstransfermasikan nilai-nilai Islam terhadap anak didik dan lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat.
Filsafat pendidikan Islam mengkaji hakikat dan seluk beluk pendidikan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, merumuskan berbagai pendekatan proses pembelajaran, merumuskan strategi pembelajaran, kurikulum dan sistem evaluasi pendidikan dengan landasan yang digali dari ajaran Islam, serta mengkaji maksud dan tujuan pendidikan Islam yang khusus maupun yang umum.

  1. Perspektif Filsafat Pendidikan Islam tentang :
  1. Hakikat
Hakikat (Haqiqat) adalah kata benda yang berarti kebenaran atau yang benar-benar ada. Kata ini berasal dari kata po¬kok hak (al-Haq), yang berarti milik (ke¬punyaan) atau benar (kebenaran). Dalam kamus bahasa Indonesia Hakikat adalah kenyataan yg sebenarnya (sesungguhnya).
  1. Hakikat Manusia
Penjelasan yang terbaik tentang hakikat manusia ialah penjelasan dari pencipta manusia itu. Penjelasan oleh rasio manusia mempunyai kelemahan karena akal itu terbatas kemampuannya. Bukti terbaik tentang keterbatasan akal ialah akal itu tidak mengetahui apa akal itu sebenarnya. Bukti dijelaskan hakikat manusia menurut Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab yang secara ilmiah terbukti memuat firman Allah dan masih asli. Dalam Al-Qur’an, manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Jadi, manusia berasal dan datang dari Allah SWT. Al-Qur’an menyatakan bahwa manusia itu mempunyai unsur jasmani (material). Sebagaimana yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an.
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S Al-A’raf : 31)
Allah SWT mengatakan bahwa makan dan minum bagi manusia adalah suatu keharusan. Ini suatu indikasi bahwa manusia itu memiliki unsur jasmani. Kesimpulannya ialah unsur jasmani merupakan salah satu esensi (hakikat) manusia. Akal adalah salah satu aspek penting dalam hakikat manusia. Akal adalah alat untuk berpikir. Jadi, salah satu hakikat manusia ialah ia ingin, ia mampu, dan ia berpikir.
  1. Hakikat Pendidikan Islam
Pendidikan di lembaga erat kaitanya dengan kewajiban menuntut ilmu. seperti di ketahui menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib. Ilmu dapat membawa kita menjadi manusia yang lebih bermakna dan dengan ilmu juga kita bisa mencapai kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan diakhirat, dengan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits.
Hakikatnya pendidikan itu merupakan :
  1. Proses yang pasti, karena bersumber dari sifat Allah yang mendidik yang menciptakan manusia secara fitrah selalu menginginkan kemajuan secara terus menerus.
  2. proses yang tetap, karena bersumber dari Allah dan berproses sesuai dengan sunnatullah dan tidak bergeser sedikitpun.
  3. Proses yang objektif, kerena pendidikan berlaku untuk segenap manusia tidak bergantung kepada apa dan bagaimana status sosialnya di muka bumi ini.
  4. Memelihara ketauhidan umat manusia terhadap Allah SWT, yang merupakan inti dari hidup dan kehidupan umat manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dari seluruh uraian di atas tentang pendidikan maka hakekat pendidikan Islam sebenarnya adalah semua yang ada pada diri manusia tidak terlepas dari pendidikan khususnya pendidikan Islam yang menjadi landasan yang mendasar dan menjadi acuan bagi manusia untuk memulai pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
  1. Hakekat Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Dikutip dari Abudin Nata, pengertian pendidik adalah orang yang mendidik. Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus pendidikan dalam perspektif pendidikan islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita melihat secara fungsional kata pendidik dapat diartikan sebagai pemberi atau penyalur pengetahuan, keterampilan.
Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik baik potensi efektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Beberapa ahli pendidikan yang memberikan arti pendidik adalah :
  1. Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang mempertanggung jawabkan sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik.
  2. Sutari Imam Barnadib mengemukakan bahwa pendidik adalah orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan peserta didik.
  1. Hakikat Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Membicarakan peserta didik, sesungguhnya membicarakan tentang hakekat manusia yang memerlukan bimbingan. Ia juga merupakan salah satu unsur pendidikan yang mutlak harus wujud di samping pendidik. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menjelaskan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dalam perspektif pendidikan Islam, anak didik yang baru taraf pengenalan adalah anak didik yang masih dalam keadaan fitrah, belum ada setitik dosa dalam kehidupannya. Hal itu menjjadi tanggung jawab para pendidik dalam memberikan warna bagi anak didiknya. Dengan demikian, didiklah anak didik yang masih fitrah dengan nilai-nilai agama yang benar, sebagaimana seorang bayi yang di adzani ketika ia baru dilahirkan.
Peserta didik dapat ditinjau dari berbagai pendekatan yaitu:
  1. Pendekatan Sosial
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang sedang dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.
  1. Pendekatan Psikologi
Peserta didik adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang .
  1. Pendekatan edukatif
Pendekatan ini menjadikan peserta didik sebagai unsur penting, dan peserta didik memiliki hak-hak sebagai berikut yaitu mendapat perlakuan sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya, mengikuti program pendidikan, mendapat bantuan fasilitas belajar, pindah kesuatu pendidikan yang sejajar dianggap lebih tinggi, memperoleh hasil pendidikan, menyelesaikan program lebih cepat, mendapatkan pelayanan yang khusus terutama bagi yang cacat.

  1. Prinsip-prinsip
Prinsip berarti asas (kebenaran yang jadi pokok dasar orang berpikir, bertindak dan sebagainya). Pandangan Islam yang bersifat filosofi terhadap alam jagat, manusia, masyarakat, pengetahuan, dan akhlak, secara jelas tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam. Dalam pembelajaran, pendidik merupakan fasilitator. Ia harus mampu memberdayagunakan beraneka ragam sumber belajar. Dalam memimpin proses pembelajaran, pendidik perlu perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam dan senantiasa mempedomaninya, bahkan sejauh mungkin merealisasikannya bersama-sama dengan peserta didik. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
  1. Prinsip pendidikan Islam merupakan implikasi dari karakteristik (ciri-ciri manusia.
Ajaran Islam mengemukakan empat macam ciri-ciri manusia yang membedakannya dengan makhluk lainnya yaitu : fitrah, kesatuan roh dan jasad, dan kebebasan berkehendak.
  1. Agama yang diturunkan melalui Rasul-Nya adalah agama fitrah. Firmah Allah SAW : “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah SWT), (Tetaplah atas) fitrah Allah telah menciptakan manusia menurut itu” (QS. 30:30).
  2. Manusia tersusun dari dua unsur yaitu : Roh dan jasad. Dengan roh yang ditiupkan ke dalam diri manusia, maka manusia hidup dan berkembang. Roh mempunyai dua daya yaitu daya fikir yang di sebut aql dan daya rasa yang disebut qalb.
  3. Manusia memiliki karakter kebebasan kemauan (huriyah al-iradah). Kebebasan sebagai karakteristik manusia meliputi beragai dimensi seperti kebebasan dalam beragama, berbuat, mengeluarkan pendapat, memiliki, berpikir, berekspresi dan sebagainya.
  1. Prinsip pendidikan Islam adalah pendidikan integral
Suatu prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa dunia ini merupakan jembatan menuju kampung akhirat. Karena itu, mempersiapkan diri secara utuh merupakan hal yang tidak dapat di elakkan agar masa kehidupan dunia ini benar-benar bermanfaat untuk bekal yang akan dibawa ke akhirat. Persiapan-persiapan merupakan kegiatan yang layak di dunia. Perilaku yang terdidik dan nikmat tuhan apapun yang didapat didalam kehidupan harus diabdikan untuk mencapai kelayakan-kelayakan itu, terutama dengan mematuhi ketetapan Tuhan. Disinilah letak pentingnya kedewasaan diri secara utuh sehingga dapat mengendalikannya supaya setiap perilaku sesuai dengan keinginan Tuhan untuk kesejahteraan hidupnya sendiri, sesama manusia, dan lingkungannya.
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS : Al-Qashash :77).

  1. Prinsip pendidikan Islam adalah pendidikan seimbang
Prinsip keseimbangan merupakan keharusan dalam pengembangan dan pembinaan manusia sehingga tidak adanya kepincangan dan kesenjangan antara material, spiritual, maupun unsure jasmani, dan rohani. Didalam Al-Quran Allah menyebutkan iman dan amal secara bersamaan. Iman adalah unsure yang menyangkut dengan hal spiritual, sedangkan amal adalah yang menyangkut dengan material, yaitu jasmani. Hal ini diperjelas dalam firman Allah swt.
Artinya : “Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya.” (QS: Al-Anbiyaa’ 94).

  1. Dasar
Dasar diartikan sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai. Pendidikan Islam sebagai salah satu aspek dari ajaran Islam, dasarnya adalah Alquran dan Hadis Nabi Muhammad saw. Banyak ayat yang berkenaan dengan pendidikan. prinsip-prinsip dasar materi pendidikan Islam yang terdiri atas masalah iman, ibadah, sosial, dan ilmu pengetahuan.
Ajaran yang termuat dalam wahyu merupakan dasar dari pemikiran filsafat pendidikan Islam. Hal ini menunjukan filsafat pendidikan Islam yang berisi teori umum mengenai pendidikan Islam, dibina atas dasar konsep ajaran Islam yang termuat dalam Al-Qur’an dan Hadits. Pemikiran filsafat pendidikan Islam beranjak dari konsep ciptaan Tuhan. Manusia dan alam adalah ciptaan Allah. Sebagai pencipta, maka Allah pula yang mengatur kehidupan dialam ciptaan-Nya (al-Syaibany, 1980).
Sebagai bantahan pendapat yang meragukan terhadap adanya aspek pendidikan dalam Alquran. Abdul Rahman Saleh Abdullah mengemukakan bahwa kata Tarbiyah yang berasal dari kata “Rabb” (mendidik dan memelihara) banyak terdapat dalam Alquran; demikian pula kata “Ilm” yang demikian banyak dalam Alquran menunjukkan bahwa dalam Alquran tidak mengabaikan konsep-konsep yang menunjukkan kepada pendidikan (Departemen P & K, 1990:291).
Hadis, juga banyak memberikan dasar-dasar bagi pendidikan Islam. Hadis sebagai pernyataan, pengalaman, takrir dan hal ihwal Nabi Muhammad saw., merupakan sumber ajaran Islam yang kedua sesudah Alquran.
Di samping Alquran dan hadis sebagai sumber atau dasar pendidikan Islam, tentu saja masih memberikan penafsiran dan penjabaran lebih lanjut terhadap Alquran dan hadis, berupa ijma’, qiyas, ijtihad, istihsan dan sebagainya yang sering pula dianggap sebagai dasar pendidikan Islam (Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama: 21). Akan tetapi, kita konsekuen bahwa dasar adalah tempat berpijak yang paling mendasar, maka dasar pendidikan Islam hanyalah Alquran dan hadis Nabi Muhammad saw.

  1. Tujuan
Tujuan adalah suatu yang diharapakan tercapai setelah sesuatu kegiatan selesai atau tujuan adalah cita, yakni suasana ideal itu nampak yang ingin diwujudkan. Dalam tujuan pendidikan, suasana ideal itu tampak pada tujuan akhir (ultimate aims of education).
Adapun tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalamai proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu hidup, selain sebagai arah atau petunjuk dalam pelaksanaan pendidikan, juga berfungsi sebagai pengontrol maupun mengevaluasi keberhasilan proses pendidikan.
  1. Sebagai pendidikan yang nota benenya Islam, maka tentunya dalam merumuskan tujuan harus selaras dengan syari’at Islam. Adapun rumusan tujuan pendidikan Islam yang disampaikan beberapa tokoh adalah; Ahmad D Marimba; tujuan pendidikan Islam adalah; identik dengan tujuan hidup orang muslim. Tujuan hidup manusia munurut Islam adalah untuk menjadi hamba Allah. Hal ini mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya.
  2. Dr. Ali Ashraf; ‘tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang menyerahkan diri secara mutlak kepada Allah pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umunya” .
  3. Muhammad Athiyah al-Abrasy. “the fist and highest goal of Islamic is moral refinment and spiritual, training” (tujuan pertama dan tertinggi dari pendidikan Islam adalah kehalusan budi pekerti dan pendidikan jiwa)”
  4. Syahminan Zaini; “Tujuan Pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang berjasmani kuat dan sehat dan trampil, berotak cerdas dan berilmua banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan berpendirian teguh”. Dari berbagai pendapat tentang tujuan pendidikan Islam diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta moral yang tinggi, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Adapun tujuan pendidikan Islam yang sejalan dengan tujuan misi Islam itu sendiri, yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkah akhlak al-karimah (al-Syaibany, 1979). Dan tujuan tersebut sama dan sebangun dengan target yang terkadang dalam tugas kenabian yang diemban Rasulullah SAW, yang terungkap dalam pernyataan beliau: “sesungguhnya aku di utus adalah untuk membimbing manusia mencapai akhlak yang mulia.” (al-hadits). Faktor kemuliaan akhlak dalam pendidikan Islam di nilai sebagai faktor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan, yang menurut pandangan Islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera didunia dan kehidupan akhirat.






BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Filsafat pendidikan Islam merupakan suatu kajian secara filosof mengenai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang di dasarkan pada al-Qur’an dan Hadits.
  1. Perspektif filsafat pendidikan Islam tentang :
  1. Hakikat
Hakikat (Haqiqat) adalah kata benda yang berarti kebenaran atau yang benar-benar ada. Kata ini berasal dari kata pokok hak (al-Haq), yang berarti milik (kepunyaan) atau benar (kebenaran).
  1. Hakikat Manusia
  1. Hakikat Pendidik
  2. Hakikat Peserta Didik
  1. Prinsip
Prinsip berarti asas (kebenaran yang jadi pokok dasar orang berpikir, bertindak dan sebagainya). Pandangan Islam yang bersifat filosofi terhadap alam jagat, manusia, masyarakat, pengetahuan, dan akhlak, secara jelas tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam.
  1. Dasar dan Tujuan
Pada hakikatnya identik dengan dasar dan tujuan ajaran Islam. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu al-Qur’an dan hadits. Adapun tujuan pendidikan Islam yang sejalan dengan tujuan misi Islam itu sendiri, yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak.
  1. Saran
Kami mengharapkan para pembaca bisa mengambil pelajaran dari makalah kami ini, dan member kritikan dari setiap kesalahan yang ada karena kami manusia biasa yang dhaif, dan jika ada benarnya itu semata-mata dari Allah swt.

DAFTAR PUSTAKA
Basri Hasar, (2009), Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia. 
Ramayulis, (2009), Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia. 
Said Usman & Jalaluddin, (1999), Filsafat Pendidikan Islam konsep dan perkembangan, Jakarta: PT Raja Grafindo. 
Tafsir Ahmad, (2010), Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.


DOWNLOAD FORMAT DOC NYA dimare 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar