BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG.
Administrasi pendidikan adalah semua usaha yang dilakukan untuk
mendayagunakan secara tepat dan berhasil sumber-sumber material, personal dan
spiritual, yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
Pengertian administrasi pendidikan secara luas dapat diartikan
semua hal yang terkait dengan pengelolaan atau manajemen dari pendidikan itu
sendiri. Sedangkan pengertian administrasi pendidikan secara sempit adalah
pekerjaan tulis menulis, seperti pendaftaran peserta didik/siswa baru, mengisi
buku induk, mengisi buku rapor, membuat laporan keuangan, dan sebagainya.
Sesuai dengan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2013 BAB 2 Pasal 3, tujuan
dari pendidikan adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Titik pusat administrasi sekolah hendaknya selalu paling dekat
dengan maksud pokok mendirikan sekolah-sekolah. Ini berarti pendidikan
anak-anak dan remaja. Maka tindakan mangajar dan setiap aspek dari
fungsi-fungsi mengorganisasi, mengadministrasi, dan mensupervisi pengajaran
hendaknya langsung menyumbang kepada tujuan bahwa anak didik pada setiap tahap
dari setiap tahap mereka mempunyai perhatian penuh. Ini menunjukan kepada
perlunya sekolah membangun suatu program pelayanan yang memadai bagi semua
peserta didik.
B.
RUMUSAN MASALAH.
1.
Bagaimana pengertian dari
administrasi kesiswaan?
2.
Bagaimana ruang lingkup dari
administrasi kesiswaan?
3.
Bagaimana contoh-contoh instrumen
dalam administrasi kesiswaan?
C.
TUJUAN.
1.
Mahasiswa dapat mengetahui
pengertian dari administrasi kesiswaan?
2.
Mahasiswa dapat mengetahui ruang
lingkup dari administrasi pendidikan.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui
contoh-contoh instrumen dalam administrasi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN.
Aministrasi secara sempit berasal dari kata Administratie (bahasa
Belanda) yaitu meliputi kegiatan catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan
ringan, ketki-mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis
ketatausahaan. Sedangkan secara luas bermakna serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu.
Sedangkan peserta didik atau siswa adalah siapa saja yang terdaftar
sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan di lembaga pendidikan tingkat
dasar dan menengah, yakni sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama dan
sekolah lanjutan tingkat atas, objek yang di didik di sebut siswa.di lembaga
pendidikan tingkat tinggi yakni universitas , Akademi,,institut, objek didik
disebut maha siswa.[1]
Jadi dapat ditarik pengertian bahwa Administrasi siswa merupakan
bagian dari kegiataan administrasi yang dilaksanakan di sekolah, berupa usaha
kerjasama yang dilakukan oleh para pendidik agar terlaksananya proses belajar
mengajar yang relevan, efektif, efisien, guna tercapainya tujuan pendidikan
yang diharapkan. Cakupan administrasi kesiswaan meliputi pengelolaan penerimaan
siswa baru, pengelolaan bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan kelas,
pengelolaan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan pengelolaan data tentang
siswa dan sebagainya.
Secara garis besar A. Gaffer MS mengelompokkan administrasi
kesiswaan tersebut kepada tiga bidang:
1
Pupil Inventory
Pupil Inventory adalah berupa daftar yang mengambarkan data siswa
yang akan memasuki suatu lembaga pendidikan atau sekolah. Dengan adanya Pupil
Inventory ini maka akan dapat diketahui gambaran tentang keadaan-keadaan
murid/siswa yang akan memasuki sekolah tersebut, dan begitu juga akan dapat
dilihat pertumbuhan jumlah penduduk
terutama mengenai anak-anak usia sekolah. Semua data itu harus ada pada
administrator pendidikan dan administrator sekolah yang dapat digunakan untuk
menyusun rencana jangka pancang, menengah, pendek.
2
Pupil Accounting
Pupil Accounting merupakan penyusunan keterangan-keterangan tentang
tingkah laku siswa/murid selama bersekolah. Keterangan-keterangan tersebut
meliputi masalah-masalah siswa yang tidak masuk belajar ke sekolah, siswa-siswa
yang meninggalkan pelajaran di sekolah, siswa yang sering terlambat dan
sebagainya. Dengan demikian masalah Pupil Accounting lebih banyak berhubungan
dengan absensi siswa.
3
Pupil Personel Service
Pupil Personel Service merupakan semua layanan dan seluruh
usaha-usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk kemajuan siswa/murid. Layanan dan
usaha yang dimaksud adalah berupa bimbingan dan konseling terhadap
siswa/murid yang membutuhkannya. Fungsi
dari bimbingan kesiswaan ini salah satunya ialah memberikan penyuluhan kepada
para siswa sehingga para siswa dapat mengetahui bagaimana langkah-langkah
belajar dan pengaplikasian pelajaran
yang tepat dalam kehidupannya.[2]
B.
RUANG LINGKUP ADMINISTASI KESISWAAN.
Cakupan administrasi kesiswaan akan meliputi pengelolaan penerimaan
siswa baru, pengelolaan bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan kelas,
pengelolaan organisasi intra sekolah (OSIS) dan pengelolaan data siswa.
Jenis-jenis kegiatan administrasi siswa dapat didaftarkan melalui gambaran
bahwa lembaga pendidikan diumumkan sebagai sebuah transformasi (proses) dan
keluaran (Out-put). Dengan demikian penyajian penjelasan administrasi kesiswaan
dapat diurutkan menurut aspek-aspek tersebut. Dengan melihat pada proses
memasuki sekolah sampai siswa meninggalkan sekolah terdapat lima kelompok
pengadministrasian yaitu:
1
Penerimaan siswa baru
Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi suatu
sekolah. Pross penerimaan siswa baru yang dilakukan menjelang tahun ajaran
baru, artinya proses ini harus sudah selesai menjelang tahun ajaran baru
dimulai. Maka dari itu kepala sekolah harus bergegas untuk membentuk panitia
penerimaan siswa baru, karena yang menjadi panitia penerimaan siswa baru
bersifat tidak tetap, maka boleh dibantu atau dilaksanakan oleh guru-guru.
Langkah-langkah
penerimaan siswa baru:
a.
Pembentukan panitia penerimaan calon
siswa
Panitia ini dibentuk oleh sekolah (kepala sekolah) yang bertugas
untuk tahun yang bersangkutan. Panitia ini bertugas untuk membuat publikasi
tentang penerimaan siswa, menyiapkan formulir pendaftaran, menerima
pendaftaran, menyelenggarakan testing dan penyampaian hasil tes. Untuk itu
panitia harus menyusun program kerja antara lain mengenai mengenai bentuk
kegiatan, jadwal waktu kegiatan, pembagian kerja antara anggota panitia yang
melaksanakan pekerjaan, jumlah calon yang akan diterima, sarana dan prasarana
yang dibutuhkan, serta rencana pembiayaan dan kegiatan-kegiatan lain yang
berkenaan dengan penerimaan siswa baru tersebut
b.
Penetapan daya tampung
Penetapan daya tampung dimaksudkan untuk mengetahui jumlah siswa
yang akan diterima sesuai dengan
kemampuan sekolah. Penetapan daya tampung ini dilakukan dengan jalan menghitung
jumlah ruangan/kelas, meja, kursi yang tersedia, disamping siswa yang tinggal
kelas.
Sebelum sekolah menerima siswa baru terlebih dahulu harus
ditetapkan daya tampung sekolah yang bersangkutan. Hal ini dapat diketahui
dengan menghitung berapa banyak lokal
yang tersedia untuk dapat menampung calon
siswa baru dan berapa jumlah daya
tampung masing-masing lokal tersebut, dan setelah itu dikurangi jumlah siswa
yang tidak naik kelas. Dengan cara demikian akan dapat diketahui berapa daya
tampung dari sekolah dimaksud.
c.
Penetapan persyaratan calon
Persyaratan calon siswa yang akan diterima pada suatu sekolah
tergantung pada jenis dan tingkatan sekolah yang bersangkutan. Pada umumnya ada
beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan antara lain
:
1)
Persyaratan yang bersifat
administrasif
Persyaratan
yang bersifat administratif ini antara lain[3] :
a)
STTB
b)
Surat keterangan kelahiran
c)
Surat keterangan kesehatan
d)
Surat keterangan berkelakuan baik
e)
Mengisi formulilr pendaftaran
f)
Pas photo
g)
Biaya pendaftaran
h)
Dan lain-lain yang dirasa perlu
Meskipun demikian dalam kenyataannya tidak semua sekolah menetapkan
persyaratan yang sama tergantung pada keadaan dan tingkatan sekolah
bersangkutan[4].
2)
Persyaratan yang bersifat akademik
Persyaratan yang bersifat akademik berkenaan dengan mutu yang harus
dimiliki oleh calon siswa. Untuk melihat mutu ini dapat diketahui dengan
beberapa cara antara lain memilih calon yang memiliki prestasi yang baik ketika
masih duduk di bangku sekolah sebelumnya. Dapat pula dilakukan dengan melalui
tes di mana dari tes tersebut akan dapat diketahui calon yang mempunyai
prestasi baik dan menggembirakan (tinggi).
d.
Seleksi calon
Untuk menetapkan calon yang akan diterima dapat dilakukan dengan
jalan melaksanakan seleksi terhadap calon-calon yang bersangkutan. Seleksi
tersebut dapat berupa seleksi persyaratan administratif yang harus dipenuhi
oleh calon. Semua bahan yang ada kaitannya dengan persyaratan administratif
harus diperiksa. Bagi calon yang tidak dapat memenuhi persyaratan administratif
maka calon tersebut dinyatakan gugur atau tidak dapat diterima. Sesudah seleksi
persyaratan administratif selesai dilakukan maka seleksi selanjutnya berkenaan
dengan persyaratan yang bersifat akademik. Seleksi ini biasanya dilakukan
dengan banyak cara antara lain melalui tes dan melalui non tes[5].
Cara non tes dapat dilakukan hanya dengan melihat prestasi belajar
calon sebelumnya dengan melihat STTB atau nilai lapor terakhir yang mereka
peroleh pada sekolah asal mereka.
Sedangkan melalui tes dapat dilakukan dengan menggunakan tes yang
telah dipersikapkan terlebih dahulu, atau dengan kata lain calon harus
mengikuti ujian saringan. Mereka yang diterima adalah mereka yang mendapat
nilai yang melewati batas lulus sesuai dengan yang telah ditetapkan dan juga
sesuai dengan daya tampung sekolah yang bersangkutan.
e.
Penguguman hasil tes
Penguguman dapat melalui media massa seperti surat kabar dan
sebagainya, tetapi dapat juga hanya menggunakan papan penguguman di sekolah
atau dengan mengirimkan hasil seleksi tersebut kepada calon siswa yang
bersangkutan. Adapun maksud atau tujuan penguguman ini ialah agar diketahuinya
siswa yang dapat diterima di sekolah tersebut maupun yang tidak.
2
Mengatur Kegiatan Orientasi Siswa
Baru
·
Perkenalan
·
Penjelasan tata tertib sekolah
·
Penjelasan tentang fasilitas sekolah
3
Pengelolaan Kelas
Proses pendidikan akan berjalan dengan baik apabila interaksi
antara guru dengan murid berada dalam suasana yang mendukung, dimana
siswa/murid dalam kondisi yang kondusif. Pengelolaan kelas merupakan upaya
mengelola siswa di kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas yang menunjang program pengajaran dengan jalan memotivasi siswa
agar selalu berperan aktif dalam pendidikan di sekolah, dalam kegiatan ini guru
harus dapat memotivasi dan mengendalikan kehadiran siswa dalam mengikuti
pelajaran.[6]
Pada umumnya sekolah harus dapat mengendalikan kehadiran siswa
tersebut, menerapkan atau menggunakan sistem absensi pada setiap siswa.
Pengabsenan itu biasanya dilakukan setiap hari belajar, yaitu pada waktu jam
pelajaran dimulai, dan sewaktu pelajaran diakhiri.
Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan
kehadiran siswa tersebut antara lain:
a.
Papan absensi harian murid/siswa
perkelas
Papan absensi harian murid/siswa perkelas diletakkan pada
masing-masing kelas dan diisi oleh guru kelas (wali kelas) atau badan
pengurusan kelas. Hal ini dimaksudkan agar murid-murid dan guru-guru akan dapat
mengetahui siapa murid-murid yang tidak hadir pada hari yang dimaksud.
b.
Buku absensi harian murid
Buku ini dimiliki oleh semua guru, yang digunakan untuk mengabsensi
kehadiran murid setiap hari. Data yang ada pada absensi harian akan digunakan
oleh guru untuk bahan pertimbangan laporan kemajuan belajar murid/siswa.
c.
Rekapitulasi absensi murid
Data absensi murid ini sangat diperlukan oleh kepala sekolah dan Ka
Kandep Diknas setempat untuk tujuan peningkatan pembinaan pendidikan. Disamping
kegiatan-kegiatan di atas juga perlu dilakukan kegiatan pencatatan murid di
kelas. Pencatatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar murid di kelas,
grafik prestasi belajar, dan daftar kegiatan murid.
4
Pembinaan Disiplin Murid/Siswa
Disiplin merupakan aspek yang penting di dalam pembinaan
siswa/murid, karena dengan disiplin tersebut murid/siswa menyadari bahwa dalam
hidup bermasyarakat perlu adanya disiplin, dan tanpa disiplin akan menimbulkan
kekacauan. Disiplin adalah suatu keadaan di mana sikap, pemampilan dan tingkah
laku murid harus sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku di sekolah/kelas di mana mereka berada.
Ada
beberapa teknik yang dapat digunakan dalam membina disiplin tersebut antara
lain
ü
Adanya aturan yang jelas
ü
Adanya kekonsistenan dalam
menjalankan disiplin
ü
Adanya hukuman dan ganjaran bagi
yang melanggar disiplin tersebut
Disamping itu murid/siswa juga harus mengetahui dan memahami tata
tertib yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Suatu hal yang harus
diciptakan ialah bagaimana supaya murid merasa tidak terpaksa mentaati aturan
atau tata tertib tersebut.[7]
5
Pengelolaan Osis (Organisasi Siswa
Intra Sekolah)
OSIS merupakan organisasi siswa yang resmi diakui keberadaannnya di
setiap sekolah. Melalui OSIS ini diharapkan siswa akan dapat mengatur dan
melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler secara teratur dan secara baik di bawah
pengawasan sekolah.
Ada
dua aspek yang berkaitan dengan OSIS ini yaitu aspek organisasi dan aspek
kegiatan. Dalam aspek organisasi perlu diarahkan mengenai:
ü
Fungsi dan kewenangan serta
jenis-jenis kegiatan yang ditangani oleh masing-masing tingkat
ü
Cara penyusunan pengurusan
ü
Cara menyusun rencana kerja OSIS
ü
Cara melaksanakan kegiatan OSIS
sebagai kegiatan organisasi
Selanjutnya
berkenaan dengan aspek kegiatan maka OSIS tersebut hendaklah diarahkan pada
kegiatan dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah yang meliputi :
ü
Pengembangan pengetahuan dan
kemampuan nalar peserta didik
ü
Pengembangan keterampilan serta
minat peserta didik
ü
Pengembangan sikap terhadap diri
sendiri, terhadap masyarakat, maupun sikap terhadap Tuhan.
OSIS
sebagai tempat penyaluran bakat dan minat anak perlu mendapat perhatian yang
cukup dari pihak guru. Untuk mengatur kegiatan tersebut perlu diperhatikan :
ü
Sistem kerja organisasi
ü
Sistem komunikasi
ü
Materi kegiatan
6
Pengelolaan Data Siswa
Setiap sekolah hendaklah menata data siswa secara rapi, tertib, dan
teratur, sehingga sewaktu-waktu data tersebut diperlukan akan mudah ditemukan.
Ada tiga macam data siswa yang penting dikelola oleh sekolah, yakni :
·
Data tentang identitas yang meliputi
nama siswa, nomor induk siswa, pas photo siswa, jenis kelamin, tempat dan
tanggal lahir, kewarganegaraan, agama, anak keberapa, alamat, asal sekolah,
tanggal diterima di kelas, nama orang tua, pendidikan, pekerjaan, tanggal
keluar, alasan keluar di kelas, tanggal kelulusan, No.STTB, melanjutkan ke,
pindah ke, pada kelas, dan tanggal.
·
Data tentang hasil belajar, yang meliputi nama siswa,
kelas dan tahun, program dan pendidikan yang ditempuh, nama bidang studi, nilai
yang diperoleh setiap semester dan tahun, frekuensi kehadiran, sakit, izin, dan
lain-lain, keterangan naik kelas atau tidak, dan keterangan lulus atau tidak
lulus.
·
Data tentang presensi siswa meliputi
bulan, kelas, jumlah hadir, nomor urut, nama siswa, catatan hadir tiap hari.
Disamping itu juga dibuat rekapitulasi dari data presensi sehari-hari untuk
setiap kelas, yang memuat jumlah siswa yang terdaftar, jumlah siswa yang masuk,
jumlah siswa yang tidak masuk karena sakit, izin, dan alasan lain untuk setiap
kelas. Data rekapitulasi ini biasanya ditempelkan di dinding kelas yang
bersangkutan, sehingga setiap guru masuk yang mengajar dikelas tersebut
mengetahui keadaan kehadiran siswa.
7
Promosi dan Mutasi.
Promosi dan Mutasi merupakan salah satu fase dalam pembinaan
murid/siswa. Promosi merupakan perpindahan murid/siswa dari satu kelas ke kelas
yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan tertentu. Promosi ini
dilaksanakan berpedoman kepada norma-norma kenaikan kelas yang ditetapkan
bersama, antar guru-guru dengan kepala sekolah. Keputusan kenaikan kelas ini
hendaklah diambil dari landasan yang mewakili sosok murid secara utuh, baik
ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. (Ibid, hlm 199)
Ada
beberapa prinsip promosi yang harus diperhatikan oleh setiap guru yaitu :
·
Promosi dilaksanakan atas dasar
pertimbangan berbagai hal tentang murid secara pribadi.
·
Promosi harus mempertimbangkan aspek
kognitif, psikomotori, dan afektif yang dicapai oleh murid
·
Promosi harus mempertimbangkan laju
perkembangan prestasi yang dicapai oleh murid.
·
Promosi mempertimbangkan mata
pelajaran yang akan dipelajari murid/siswa di kelas yang lebih tinggi.
Disamping yang dimaksud dengan mutasi adalah perpindahan murid dari
satu sekolah ke sekolah lainnya karena alasan-alasan tertentu. Mutasi ini
merupakan hak bagi setiap murid/siswa, oleh sebab itu pihak sekolah harus
memberikan kesempatan kepada murid/siswa untuk menggunakan haknya. Adapun
prosedur-prosedur mutasi tersebut adalah sebagai berikut:
·
Orang tua atau wali murid harus
mengajukan surat permohonan pindah sekolah anaknya kepada kepala sekolah asal,
dengan menggunakan format yang telah disediakan.
·
Selanjutnya setelah kepala sekolah
asal mempelajari dan menyetujui perpindahan tersebut, maka kepala sekolah
mengeluarkan surat pindah.
·
Setelah anak tersebut diterima di
sekolah yang dituju, isian (nama sekolah, status sekolah, alamat,
desa/kelurahan, kecamatan, kab/kodya, provinsi, diterima tanggal, di
tingkat/kelas) dikirim ke sekolah asal.
Surat keterangan yang dikeluarkan oleh surat asal sangat penting
sekali dilakukan karena secara hukum telah terlepas tanggung jawab sekolah
kepada siswa yang bersangkutan, dan kalau terjadi hal-hal negatif dari siswa
tersebut maka sekolah lama terhindar dari tuntutan hukum.
Berdasarkan uraian tentang kegiatan-kegiatan administrasi kesiswaan
di atas pemakalah berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan agar
teraturnya proses belajar mengajar di sekolah tersebut sehingga mudah untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara umum, maupun tujuan
dari sekolah tersebut secara khusus.
C.
Instrumen Administrasi Kesiswaan
Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya administrasi kesiswaan
maka perlu ditunjang oleh berbagai instrumen atau alat kelengkapan yang
diperlukan. Instrumen yang dimaksud antara lain breupa buku-buku, format-format
yang digunakan untuk merekam semua data dan informasi yang berkenaan dengan
siswa. Adapun instrumen-instrumen yang dimaksud antara lain :
1
Buku Induk
Buku induk merupakan buku pokok, karena didalamnya memuat semua
informasi yang dianggap lengkap mengenai keadaan siswa. Informasi tersebut
dapat meliputi identitas pribadi siswa sampai pada informasi mengenai
nilai-nilai hasil belajar yang diperoleh siswa selama belajar di sekolah yang
bersangkutan. Buku induk ini sangat penting dimiliki oleh setiap sekolah karena
melalui buku induk ini akan dapat diketahui berapa jumlah siswa yang terdaftar,
identitas siswa secara lengkap.
2
Buku Klaper
Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk memuat data murid yang
penting-penting. Pengisiannnya dapat diambil dari buku induk tetapi tidak
selengkap buku induk itu. Daftar nilai juga tercatat. Kegunaan utama buku
klaper adalah untuk memudahkan mencari data murid, apalagi belum diketahui
nomor induknya. Hal ini mudah ditemukan dalam buku klaper karena nama
murid disusun menurut abjad.[8]
3
Buku /Daftar Keadaan Siswa
Buku ini menggambarkan keadaan jumlah keseluruhan siswa di sekolah.
Biasanya gambaran keadaan siswa di suatu sekolah akan terus teridentifikasi
setiap bulannya.
4
Daftar Hadir Siswa
Daftar hadir siswa ini dibuat untuk mengendalikan keaktifan siswa
mengikuti kegiatan di sekolah.
5
File Penyimpan Berkas Siswa
Berkas-berkas yang sifatnya terlepas-lepas perlu diarsipkan dengan
baik oleh sekolah, misalnya foto copy STTB, akte kelahiran, surat keterangan
pindah dan sebagainya. Semua berkas itu sebaiknya dibundelkan menurut kelompok
masing-masing, sehingga berkas itu akan mudah ditemukan bila diperlukan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Kegiatan Administrasi Kesiswaan
Meliputi :
·
Mengatur kegiatan penerimaan siswa
baru
·
Mengatur kegiatan orientasi siswa
baru
·
Pengelolaan kelas
·
Pembinaan disiplin murid/siswa
·
Mengatur pemberian bimbingan dan
penyuluhan
·
Pengelolaan OSIS (organisasi siswa
intra sekolah)
·
Pengelolaan data siswa
·
Promosi dan mutasi
2.
Instrumen administrasi kesiswaan
terdiri dari :
·
Buku induk
·
Buku klaper
·
Buku /dafatar keadaan siswa
·
Daftar hadir siswa
·
File penyimpan berkas siswa
B.
SARAN
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas kiranya dapat disimpulkan
bahwa administrasi kesiswaan merupakan suatu proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan siswa. Ia merupakan bagian dari tugas dari kepala sekolah yang
secara garis besar memberikan layanan bagi siswa. Karenanya diharapkan kepala
sekolah untuk lebih baik karena hal ini menjadi sangat urgen sebab
keberhasilannya akan menentukan baik buruknya generasi yang akan memegang
tongkat estafet perjuangan bangsa di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar